
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah
SWT. atas segala kenikmatan yang diberikan kepada kita semuanya. Diantara
kenikmatan tersebut Allah SWT. mempertemukan kita pada Bulan Ramadan, sebuah
bulan yang penuh keutamaan dan fadhilah. Pada bulan ini syaitan dibelenggu,
pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, di dalamnya ada sebuah
malam yang keutamaannya lebih baik daripada seribu bulan. Di dalamnya ada
berbagai ibadah baik wajib maupun sunnah. Semoga kita adalah bagian yang
mendapatkan fadhilah-fadilah ini. Dan
semoga kita bukan termasuk yang Nabi Muhammad SAW. sabdakan:
مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
Artinya: ”Barang siapa yang tidak
mendapatkan kebaikannya, maka berarti dia telah terhalang dari kebaikan” (HR
Imam Annasai)
Bulan Ramadan adalah syahrul tarbiyah,
yakni bulan pendidikan. Dalam bulan ini, kita umat Islam dididik dan dibiasakan
banyak hal kebaikan. Tujuan pendidikan dalam puasa ini adalah untuk kebaikan
hamba, agar menjadi hamba yang bertakwa. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam
surat Albaqarah ayat 183:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟
كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa,
Sudah barang tentu takwa yang diharapkan
adalah takwa yang sebenar-benar takwa sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Q.S
Ali Imran ayat 102:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟
ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
Takwa dengan sebenar-benar takwa mentaati
perintah Allah SWT. dan meninggalkan larangan dengan setulus-tulusnya. Takwa
dalam keadaan sendiri maupun bersama orang banyak. Takwa dimanapun dan
kapanpun.
Rasulullah saw. bersabda dalam hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:
اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ
وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ
حَسَنٍ
Artinya: “Bertakwalah kepada Allah
dimanapun kau berada, dan ikutilah perbuatan kejelekan dengan kebaikan yang
dapat menghapusnya. Serta pergauilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR Imam
Tirmidzi)
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh
keberkahan bagi orang-orang yang beriman agar senantiasa memegang teguh
prinsip-prinsip ketakwaan untuk menjadi muslim yang istiqomah hingga datangnya
kematian.Perintah untuk memperoleh keselamatan dunia akhirat terdapat dalam
Alquran surat Ali Imran ayat 102:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا
اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ ١٠٢
Artinya:Wahai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah
kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.(QS Ali-Imran ayat 102)
Kata haqqa tuqatih 'sebenar-benar takwa'
mengisyaratkan kepada kita untuk melaksanakan
segala kewajiban takwa kita dan
mengerahkan segala daya-kemampuan agar dapat melaksanakan segala perintah Allah
dan menjauhi segala larangan-Nya secara keseluruhan. Sementara kata tamutunna
'janganlah kamu mati' mengultimatum agar kita waspada sebelum datangnya
kematian untuk senantiasa memeluk agama Islam dengan konsekuensi menjalankan
syari'at.
Mari kita menjaga nilai-nilai Ramadhan yang
telah banyak mengajarkan tentang amal shaleh yang mestinya terus kita jalankan.
Ramadhan sebagai madrasah bagi orang-orang beriman menghasilkan beragam
nilai-nilai yang positif bagi kehidupan. Buka 'tujuan akhir' dari kewajiban
berpuasa di bulan Ramadhan adalah untuk mencetak insan yang bertakwa? Tentu,
jawabannya pasti "ya", karena dalilnya qath'iy yang bersumber dari
Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ١٨٣
Artinya :Wahai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Q
S.Al-Baqarah :183 )
Karena itu sekalipun Ramadhan berakhir,
namun hak-hak Allah atas kita tidaklah ikut berakhir, kecuali dengan kematian.
"Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu kepastian (kematian),"
firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Hijr ayat 99. Dengan bertakwa kepada
Allah tidak terbatas ruang dan waktu: dimanapun dan kapankan tetap harus
dijalankan. Di luar bulan Ramadhan kita harus tetap memperbanyak ibadah serta
meningkatkan kualitasnya. Mempertahankan nilai-nilai yang baik -seperti qiyam
al-lail (shalat malam), shaum (puasa), dan tilawah al-Quran (membaca,
merenungi, dan mengamalkan isi kandungan Al-Quran) menjadi sangat penting dalam
menyongsong masa depan yang gemilang.
Musibah(ujian ) terbesar dalam hidup ini
adalah jika Allah berpaling dari kehidupan kita. Sungguh disayangkan jika Allah
membiarkan kita melakukan perbuatan maksiat dan dosa. Na'udzubillah, kalau kita
disibukkan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat maka marilahlah kita
senantiasa berjuang untuk kembali ke jalan Allah yang benar!
Dalam
hadits yang diriwayatkan oleh
Bukkhari muslim Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan kita untuk beramal secara
rutin meski sedikit: ahabbu al-a'mal ila Allah adwamuha wa in qalla. Tentu
ajaran ini mendorong kita untuk terus berbuat baik, walaupun sedikit dan kecil.
Bisa jadi amal yang tampaknya 'sepele', namun bisa jadi memiliki dampak yang
besar dan bobot yang berat. Hendaknya harus kita ingat, setiap amal landasannya
adalah niat. Niatnya kita tujukan semata-mata mengharapkan ridha Allah Ta'ala.
Jangan sampai kita beramal, tetapi tidak bernilai di sisi-Nya.
Marilah kita selalu terus berbuat baik dan senantiasa berada
dalam ketaatan: taat melaksanakan perintah dan taat menjauhi larangan. Dunia
adalah waktu untuk beramal dan akhirat adalah waktu mempertanggungjawabkan amal.
Mumpung masih ada kesempatan hidup di dunia, berbuatlah yang terbaik karena
penyesalan selalu datang kemudian sebelum terlambat, bersegeralah kembali ke
jalan Ilahi.
Untuk menjadi insan yang bertakwa yang
sebenar-benarnya ini, dengan kasih sayang Allah SWT., Allah SWT., memberikan
berikan petunjuk dan syariat-Nya. Salah satu dari tarbiyah Allah SWT. adalah
melalui ibadah dalam bulan puasa. Maka satu bulan ini, kita para hambanya
ditarbiyah oleh Allah SWT. melalui pembiasaan-pembiasaan dalam amalan ketaatan.
Diantara nilai-nilai tarbiyah dalam Bulan Ramadan adalah:
v Tarbiyah dalam aqidah dan mentauhidkan Allah
SWT.
Ibadah puasa merupakan ibadah yang Allah
perintahkan. Allah SWT. mewajibkan hambanya untuk berpuasa dalam Bulan Ramadan,
termasuk bagian tauhid rububiyah. Karena termasuk dari tauhid rububiyah adalah
Allah SWT. mengatur dengan hukum dan syariat-Nya. Dari sisi hamba, beribadah
puasa karenaa Allah semata adalah bagian dari tauhid uluhiyah, yakni mengesakan
Allah SWT. dalam beribadah. Ibadah puasa ini merupakan ibadah yang mempunyai
karakter yang tidak bisa dilihat. Hal ini berbeda dengan ibadah-ibadah lain
seperti shalat maupun haji, yang bisa dilihat oleh mata.
Maka karena kekhususan ibadah puasa ini,
Allah SWT. memuji orang yang berpuasa, sebagaimana hadis Rasulullah SWT. yang
diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhori dalam hadis qudsi:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا
الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Artinya: Rasulullah saw. bersabda, “Allah
berfirman,’semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Puasa itu bagi-Ku dan
Aku memberi balasan dengannya” (HR Imam Al-Bukhori)
v Tarbiyah istiqomah dalam beribadah
Dalam Bulan Ramadan ini, kita dididik untuk
istiqamah dalam beribadah, baik yang bersifat wajib maupun sunnah. Sebagai
contoh ibadah puasa, kita lakukan terus menurus setiap hari tanpa ada libur,
kecuali ada yang uzur. Juga shalat fardhu serta shalat tarawih yang kita
lakukan setiap malam secara berjamaah.
Juga, dalam Bulan Ramadan ini, kita
rutinkan membaca Al-Quran, baik setelah tarawih, sebelum sahur, maupun setelah
subuh. Ini merupakan pembiasaan untuk istiqamah. Karena pada hakikatnya
istiqamah adalah ibadah itu dilakukan secara kontinyu. Oleh karenanya hendaknya
kita menjaga nilai istiqamah pada Bulan
Ramadan ini. Jangan sampai semangat hanya diawal saja, namun setelah itu tidak
bersemangat lagi.
v Tarbiyah berakhlaqul karimah
Satu bulan ini kita dididik untuk berakhlaq
yang baik. Puasa sejatinya tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga dan
juga menahan syahwat tidak berhubungan dengan suami istri, namun puasa juga
menahan semua anggota badan ikut berpuasa. Mata ikut berpuasa dari melihat
hal-hal yang dilarang. Telinga ikut berpuasa dari mendengar hal-hal yang tidak
baik. Lisan juga berpuasa dari perkataan keji dan kotor serta perkataan dusta.
Begitupun juga tangan dan kaki ikut perpuasa, dengan menggunakan hanya untuk
kebaikan.
Hatipun diarahkan untuk tunduk serta
menghilangkan dari penyakit-penyakit yang mengotorinya seperti takabur, riya,
hasad, pemarah dan penyakit hati lainnya. Maka dengan puasa yang demikian ini,
kita akan terdidik dan dibiasakan berakhlaq yang baik, seperti jujur, sabar,
qanaah, tidak mudah marah, tawadhu’, tidak mudah dengki, membantu orang lain
dan sebagainya.
v Tarbiyah tepat waktu
Juga dalam ibadah-ibadah dalam Bulan
Ramadan ini ada nilai pendidikan untuk membiasakan tepat waktu. Ketika buka
puasa disunnahkan untuk dikerjakan diawal waktu. Dan ketika sahurpun ada
batasan untuk kita tidak boleh makan dan minum lagi yaitu pada terbit fajar. Di
samping itu juga, pada Bulan Ramadan ini selalu berusaha untuk mengikuti jamaah
shalat fardhu dan juga shalat sunnah tarawih yang kesemuanya sudah terjadwal
sesuai waktunya. Maka ketika kita membiasakan diri untuk tepat waktu, insyaa
Allah akan menginternalisasikan dalam diri kita.
v Tarbiyah untuk menuntut ilmu
Nilai pendidikan lain dalam Bulan Suci
Ramadan ini adalah menuntut ilmu. Di hampir setiap masjid, ada kajian singkat
menjelang atau setelah shalat tarawih dan juga kajian ba’da subuh. Setiap hari mengikuti dan mendengarkan
ceramah singkat ini bagian dari pendidikan menuntut ilmu. Belum lagi, ada
pengajian juga menjelang buka puasa. Maasyaa Allah, sangat luar biasa gerakan
menuntut ilmu dalam Bulan Ramadan. Jika kebiasaan berbagi dan menuntut ilmu ini
terus dibudayakan, insyaa Allah akan menjadi kekuatan peradaban bagi kaum
muslimin, bangsa, dan negara.
Selamat menjalankan Ibadah Puasa 1445
Hijriyah.
Penulis: Nur As’adah (Guru Fiqih MTsN 1 Flotim)
Editor: diLadica
Comment